Thursday, September 10, 2009
Friday, July 03, 2009
Sunday, May 10, 2009
Sunday, April 19, 2009
Lomba Menggambar
Waktunya setelah lomba senam. Naya yang didukung tim sukses, Abee, Bunda, Uti dan Andra, bawa meja gambar Dora plus crayon. Dikasih gambar, anak kecil yang mengarungi sungai menggunakan perahu.. Kalau yang lain mewarnai gambar sesuai warna aslinya, mukanya coklat, kulitnya krem, dll; nah...Naya malah mewarnai gambar anaknya bermuka hijau, berkulit ungu. Warna air sungainya pun pink.
Ngga apa-apa lah, yang penting dia happy
Lomba Senam PAUD
Naya ikutan lomba senam dan menggambar antar PAUD di Kelurahan Semper Timur. Acaranya dimulai jam 09.00, lagi panas-panasnya. PAUD Sekar Wangi, tempat Naya belajar, dapat giliran no. 05. Tadinya, lomba diadakan di luar. Tapi karena anak-anaknya kepanasan, maka lomba pun dipindahkan ke dalam. Lumayan juga Naya waktu ikutan lomba; lumayan rame dan ngga kompak maksudnya...hehehehehe.. gerakannya sih hafal, urutannya yang ngga hafal. Karena kepanasan, Alya yang seharusnya mengenakan no kelompok, ngambek dan ngga mau ikutan senam. Maka, Naya-lah yang jadinya mengenakan no.05 di dada kirinya.
Ngga penting sih mereka kompak atau ngga, yang jelas, mereka punya keberanian untuk tampil dan bergaya. Itu saja sudah bagus.
Nah.. untuk mendukung suksesnya Naya, maka tim sukses pun dibentuk. Uti yang bertugas sebagai wardrobe alias ngedandanin Naya. Bunda sebagai seksi konsumsi dan Abee bagian dokumentasi. Yah.. lumayan lah, week end yang menyenangkan.
Wednesday, April 08, 2009
SMS ketika Andra lahiran
1.Amien Mas...wah selamat ya (Ade Rai-Juara Dunia Binaraga)
2.Selamat Ban, semoga jadi anak yang sholeh (Amir KPU)
3.Alhamdulillah, semoga menjadi anak yang sholeh, lucu, pinter, sehat, kaya, cakep. Amin. (Adhi Mugiardi – Teman SMA)
4.Selamat ya Pak, semoga jadi anak yang sholeh (Chandra, editor Elexmedia Komputindo)
5.Amien, turut berbahagia dan menjadi jalan kebijakan dan sukses (Bang Arnold, produser di Indosiar)
6.Selamat ya semoga jadi anak berbakti dan sholeh (Denny Sakrie, pengamat musik)
7.Selamat ya Kang. Semoga jadi anak yang sholeh, berbakti pada orang tua dan berguna bagi bangsa, serta sehat selalu (Desy, wartawan Radar Bogor)
8.Semoga menjadi anak yang sholeh (Dian Haris- Jaringan Masyarakat Peduli Pendidikan)
9.Amin ya Rab. Selamat dan smeoga ibu dan anak ada dalam keadaan sehat. (Banag Zoel – Asdep Kemenegpora)
10.Alhamdulillah, kami juga turut gembira. Semoga anak yang dilahirkan menjadi anak yang sholeh dan menjadi kebanggaan keluarga (Busaid – teman kuliah IPB)
11.Barakallu akh, semoga menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tua (Djati – ILNA)
12.Ya allah, kabulkanlah do'a sahabat kami ini, semoga menjadi anak yang sholeh (Budi – tetangga)
13.Selamat ya, smeoga tumbuh menjadi anak yang shaleh, sehat, cerdas, tinggi kaya bapaknya..hehehehe (Dini Hariria – temen SMA..padahal bapaknya pendek...Abee)
14.Wah hebat euy..selamat ya Ban (Andri – ex Triwarsana)
15.Alhamdulillah wa syukurillah. Barakallahu ya kak, udah lengkap deh. Mudah-mudahan jadi anak yang sholeh, pembela agama, Amin. (Rafika Mastura – Medan)
16.Selamat ya Bro, semoga jadi putera yang membanggakan papi maminya..Amin (Gunarso – ANTV)
17.Barakallah, semoga jadi anak yang sholeh dan membanggakan orang tuanya, amin. (Hendro)
18.Barakallah atas kelahiran puteranya, limpahan rahmat dan rizki bagi Baban sekeluarga. (Arif Abdullah – Dompet Dhuafa)
19.Selamat ya Ban, jadi Bapak tulen (Joel Gantenk – Triwarsana)
20.Selamat ya..semoga berkah dan menjadi anak yang sholeh. (Henny Hariani – temen SMA)
21.Selamat ya Mas. Semoga sehat dan jadi anak sholeh dan berguna (Joko – Elex)
22.Selamat ya, jadi semakin lengkap dan lebih berbahagia (Julia Kusumaningrum – temen SMA)
23.Barakallah, mudah-mudahan jadi kebanggaan orang tua (Budi Mulyana – ILNA)
2.Selamat Ban, semoga jadi anak yang sholeh (Amir KPU)
3.Alhamdulillah, semoga menjadi anak yang sholeh, lucu, pinter, sehat, kaya, cakep. Amin. (Adhi Mugiardi – Teman SMA)
4.Selamat ya Pak, semoga jadi anak yang sholeh (Chandra, editor Elexmedia Komputindo)
5.Amien, turut berbahagia dan menjadi jalan kebijakan dan sukses (Bang Arnold, produser di Indosiar)
6.Selamat ya semoga jadi anak berbakti dan sholeh (Denny Sakrie, pengamat musik)
7.Selamat ya Kang. Semoga jadi anak yang sholeh, berbakti pada orang tua dan berguna bagi bangsa, serta sehat selalu (Desy, wartawan Radar Bogor)
8.Semoga menjadi anak yang sholeh (Dian Haris- Jaringan Masyarakat Peduli Pendidikan)
9.Amin ya Rab. Selamat dan smeoga ibu dan anak ada dalam keadaan sehat. (Banag Zoel – Asdep Kemenegpora)
10.Alhamdulillah, kami juga turut gembira. Semoga anak yang dilahirkan menjadi anak yang sholeh dan menjadi kebanggaan keluarga (Busaid – teman kuliah IPB)
11.Barakallu akh, semoga menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tua (Djati – ILNA)
12.Ya allah, kabulkanlah do'a sahabat kami ini, semoga menjadi anak yang sholeh (Budi – tetangga)
13.Selamat ya, smeoga tumbuh menjadi anak yang shaleh, sehat, cerdas, tinggi kaya bapaknya..hehehehe (Dini Hariria – temen SMA..padahal bapaknya pendek...Abee)
14.Wah hebat euy..selamat ya Ban (Andri – ex Triwarsana)
15.Alhamdulillah wa syukurillah. Barakallahu ya kak, udah lengkap deh. Mudah-mudahan jadi anak yang sholeh, pembela agama, Amin. (Rafika Mastura – Medan)
16.Selamat ya Bro, semoga jadi putera yang membanggakan papi maminya..Amin (Gunarso – ANTV)
17.Barakallah, semoga jadi anak yang sholeh dan membanggakan orang tuanya, amin. (Hendro)
18.Barakallah atas kelahiran puteranya, limpahan rahmat dan rizki bagi Baban sekeluarga. (Arif Abdullah – Dompet Dhuafa)
19.Selamat ya Ban, jadi Bapak tulen (Joel Gantenk – Triwarsana)
20.Selamat ya..semoga berkah dan menjadi anak yang sholeh. (Henny Hariani – temen SMA)
21.Selamat ya Mas. Semoga sehat dan jadi anak sholeh dan berguna (Joko – Elex)
22.Selamat ya, jadi semakin lengkap dan lebih berbahagia (Julia Kusumaningrum – temen SMA)
23.Barakallah, mudah-mudahan jadi kebanggaan orang tua (Budi Mulyana – ILNA)
Anda, Abee dan Angkot
Naya di Katulampa
Hari Minggu, Abi ngajak Naya, Andra, Uti dan Bunda ke Katulampa. Niatnya sih mau beli sepatu buat Naya, tapi sekalian aja berwisata. Di SKI Katulampa memang banyak permainan anak-anak dan dewasa. Mulai dari prosotan, naik perahu, ATV, flying fox sampai bola air. Makanannya juga enak, harganya terjangkau. Abi malah ketemu ama temen lama, Tante Ami Gumelar, yang isterinya atlet bulutangkis Taufik Hidayat. Surprise juga, karena udah lama banget ngga ketemu. Terakhir waktu sama-sama ngadain acara reality show Warisan di RCTI.
Karena udah agak sore, Abi sama Naya cuma sempat main bola air sama flying fox, itu juga ngga selesai semua, karena keburu mendung dan ada petir.Akhirnya malah ngumpul di salah satu kedai, sambil nyoba kopi tester yang gratisan, sebelum pindah ke musholla, sholat dan Andra pengen minum ASI serta Naya yang pengen pup. Kita semua pulang jam 5.30 sore dan sampai rumah jam 7 malam. Untung saja yang kampanye hari ini sudah tak berkeliaran lagi di jalan, sehingga tak terlalu macet.
Tuesday, March 24, 2009
Duo Lebah Cerdas
Sunday, March 22, 2009
Naya di Jakarta Islamic Center
Andra Dibotakin
Minggu, 22 Maret 2009, tepat usia 3 bulan, Andra dibotakin. Yang botakin, Abee pake, cukuran. Biar ngga nangis. Andra dibotakin sambil nete sama Bunda. Memang sih jadi tenang banget, tanpa nangis. Abee aja yang deg-degan, karena takut kenapa-kenapa sewaktu ngebotakin Andra. Alhamdulillah, akhirnya Andra selesai juga dibotakin..Tambah bulet. Setelah dibotakin, Andra lansung dimandiin sama Bunda. Abee malah sibuk moto Andra; memang Andra kalau mandi itu gaya banget, udah kaya raja minya.. kaki selonjor, tangan nyender di pinggir bak mandi.. senyum-senyum deh...
Andra Berjemur
Biasanya, sebelum jam 9 pagi, Andra berjemur di atas, lantai 2 rumah. Bunda atau Abee yang nemenin, bikin Andra senang berjemur. Karena Andra sering menggunakan diapers, maka berjemur itu sekalian merawat kulit selangkan Andra.
Abee juga sesekali nemenin. Biasanya kalau week end, karena hari biasa Abee kerja. Andra juga senang ditemenin Abee, karena biasanya Abee sambil nemenin Andra, dengerin lagunya Andra & The Backbone
Monday, March 16, 2009
Andra Aqiqah
Thursday, March 12, 2009
Cantiknya Naya Pake Mukena
Naya pake mukena jadi cantik banget. Apalagi mukenanya warna pink, berstrawberi lagi. Biasanya sehabis sholat, mukena itu tetap dipakai, setelah berdo'a dan menyalami Abee dan Bunda. Semoga saja hingga besar Naya tetap nyaman mengenakan mukena, karena itu bagian dari identitasnya sebagai muslimah...
Wednesday, March 11, 2009
Andra dan "Merdeka"
Naya Main Prosotan
Tuesday, March 10, 2009
Naya Kreatif Nyetrika
Naya makin kreatif aja. Pembolong kertas dijadikannya alat untuk menyetrika. Karena bentuknya yang mirip, dan Naya sering lihat Bunda nyetrika. Itu bentuk dasar dari berpikir kreatif, bagaimana melihat hal yang sama tapi berpikir dengan cara yang berbeda. Anak-anak pada dasarnya kreatif, melihat sesuatu selalu saja pikirannya berbeda, makanya menghasilkan perbedaan yang bisa bikin lucu atau malah aneh.
Andra Bikin Bubur Merah Putih
Sunday, March 08, 2009
Naya Main Bola
Naya makin Gaya
Naya dan Bayangan
Naya takut sama bayangan. Kadang lari, tapi tak bisa lepas. Bayangan di pagi hari biasanya lebih panjang dari badan Naya. Naya sering nangis, minta tolong Uti untuk menghilangkan bayangan. Uti tak bisa, karena bayangan adalah bagian dari Naya. Yang bisa Naya lakukan adalah hidup dengan bayangan itu. Tak bisa menghindar, tapi memang harus dihadapi.
Naya Ultah ke-2
Naya dan Kambing Kurban
Nayandra
Naya dan Uti
Andra Melet
Naya naik Odong-odong
Wednesday, February 25, 2009
Naya punya HP
Karena tinggal di Eyang Uti, Abee sama Bunda sering banget nelpon Naya. Naya jarang mau nerima telpon, kalau yang dipake telpon rumah. Dia maunya pake handphone esia yang Abee beliin dulu. Masalahnya, handphone esia itu pulsanya udah abis, nomornya udah 'hangus'.
Naya tetep pengen pake handphone itu. Alhasil, tiap ada telpon rumah dan Eyang Uti manggil Naya untuk ngomong di telpon, Naya segera ngambil handphone esia-nya dan ngejawab telpon ke telpon rumah itu lewat handphone.
Eyang Uti ketawa ngeliat Naya seperti itu. Ya, jelas aja ngga akan nyambung. Nelpon ke telpon rumah, nerima pake handphone....tulalit deh.
Thursday, February 19, 2009
Naya Hobi Nyanyi
Naya kini tinggal di rumah Eyang Uti, di Tanjung Priok. Naya sekolah PAUD, sekaligus ikut ngaji disana. Abee atau Bunda biasanya menelpon untuk menyapa Naya.
Hari ini Eyang Uti ngasih kabar kalau Naya lagi hobi nyanyi. Mulai bangun tidur, lagi makan, mandi, mau tidur lagi; pokoknya nyanyi terus. Lagu-lagunya tetap lagu anak-anak, seperti Naik-naik ke Puncak Gunung, Lihat Kebunku, Cicak di Dinding; sama lagu favoritnya, lagu lainnya, serta ngga ketinggalan lagu Puspa dari ST-12 (sama kaya anaknya Nna, temen Abee).
Memang hobi nyanyi Naya itu bagian dari caranya untuk menyerap informasi di PAUD; baik tentang urutan angka, huruf maupun hari-hari. Memang guru-gurunya lumayan kreatif, membuat cara yang tidak membosankan untuk anak dalam menghafal.
Lagian, salah satu tontonan favorit Naya khan Idola Cilik di RCTI.. Mungkin Naya pengen niru gaya anak-anak di kontes bakat itu. Ya, selama positif dampaknya, Abee support saja. Semoga ini cikal bakal penyaluran bakat buat Naya...siapa tahu?
Hari ini Eyang Uti ngasih kabar kalau Naya lagi hobi nyanyi. Mulai bangun tidur, lagi makan, mandi, mau tidur lagi; pokoknya nyanyi terus. Lagu-lagunya tetap lagu anak-anak, seperti Naik-naik ke Puncak Gunung, Lihat Kebunku, Cicak di Dinding; sama lagu favoritnya, lagu lainnya, serta ngga ketinggalan lagu Puspa dari ST-12 (sama kaya anaknya Nna, temen Abee).
Memang hobi nyanyi Naya itu bagian dari caranya untuk menyerap informasi di PAUD; baik tentang urutan angka, huruf maupun hari-hari. Memang guru-gurunya lumayan kreatif, membuat cara yang tidak membosankan untuk anak dalam menghafal.
Lagian, salah satu tontonan favorit Naya khan Idola Cilik di RCTI.. Mungkin Naya pengen niru gaya anak-anak di kontes bakat itu. Ya, selama positif dampaknya, Abee support saja. Semoga ini cikal bakal penyaluran bakat buat Naya...siapa tahu?
Andra Senyum Senyum
Makin kesini, Andra sudah bisa diajak berkomunikasi. Biasanya Andra acuh dengan lingkungannya. Akan tetapi, sekarang, kalau Abee sama Bunda bilang,
"Andra..Andra and The Backbone..."
Mata Andra mengarah ke kami dan tersenyum. Aduh, senyumnya itu lho yang bikin ngga tahan. Lucu banget dan nyessssss! Entah apa yang lucu dari ucapan Abee dan Bunda, yang jelas, itulah cara Andra menyenangkan kedua orang tuanya. Tidak berbuat apa-apa, hanya tersenyum saja.
Tersenyum sudah cukup bagi Abee dan Bunda, mengingat usianya yang belum sampai 2 bulan.
Setiap Abee berangkat kerja, jam 05.45, Andra sudah pasti bangun dan ketika digendong, pasti tersenyum. Itu jadi energi untuk memulai hari.
Setiap Abee pulang, biasanya jam 18.30,Andra juga bangun. Abee gendong dan tersenyum. Itu energi yang bisa melepaskan lelah.
Rasanya bersyukur ketika melihat Andra bisa tersenyum selucu itu. Rasanya bertambah energi setiap mengawali hari ketika melihat senyum Andra. Rasanya hilang penat setiap pulang kerja ketika melihat senyum Andra.
Tuesday, February 17, 2009
Andra Ngeluarin Airmata
Buat bayi, menangis sudah jadi bagian yang identik. Rutinitas. Tapi, di awal kelahiran, bayi biasanya menangis tanpa mengeluarkan airmata. Andra juga begitu. Entah itu menangis atau berteriak. Karena bayi suaranya ya masih belum banyak variasi.
Ketika diimunisasi, usia Andra saat itu 1.5 bulan, Andra nangis, dan mengeluarkan airmata. Eyang Uti yang saat itu menggendong Andra, langsung bilang:
"Nah... Andra udah nangis, keluar airmata dan berarti sudah bisa melihat"
Oh.. begitu.
Sejak itulah, mata Andra bisa mengikuti gerakan di sekelilingnya. Air mata bukan sekedar tanda menangis; untuk bayi, itu juga tanda bahwa penglihatannya makin jelas.
Semoga Andra terus sehat. Abee dan Bunda berdo'a dan bersyukur selalu untuk kesehatan Andra.
Ketika diimunisasi, usia Andra saat itu 1.5 bulan, Andra nangis, dan mengeluarkan airmata. Eyang Uti yang saat itu menggendong Andra, langsung bilang:
"Nah... Andra udah nangis, keluar airmata dan berarti sudah bisa melihat"
Oh.. begitu.
Sejak itulah, mata Andra bisa mengikuti gerakan di sekelilingnya. Air mata bukan sekedar tanda menangis; untuk bayi, itu juga tanda bahwa penglihatannya makin jelas.
Semoga Andra terus sehat. Abee dan Bunda berdo'a dan bersyukur selalu untuk kesehatan Andra.
Monday, February 16, 2009
Naya tak Buta Warna
Sore ini Bunda nunjukkin sama Abee, kalau Naya tak buta warna. Bunda mengeluarkan bola-bola plastik kecil yang berwarna-warni. Satu persatu Bunda nyebutin warnanya, kemudian Naya mengambil bola plastik dengan warna yang disebutkan...
"Naya.. mana yang warna hijau...?" tanya Bunda
"Ini Bunda..." jawab Naya, tepat.
Alhamdulillah, Naya tak buta warna. di PAUD pun, Naya salah satu siswa yang hobi ngejawab soal warna, walaupun yang ditanya anak yang lainnya.
Cuma, Naya masih kesulitan memilih warna biru dan orange. Entah kenapa, mungkin masih asing buat Naya. Abee pun turun tangan, untuk memudahkan, Abee meletakkan bola biru atau orange di sebelah bola yang Naya sudah tahu warnanya. Ternyata Naya lebih cepat mengetahui warna biru dan orange dengan cara seperti itu.
Kini, setiap ke toko buku, Abee udah bisa mulai nanyain Naya, bukan tentang judul buku, tapi warna cover dari buku yang dipegang Naya.
"Naya.. mana yang warna hijau...?" tanya Bunda
"Ini Bunda..." jawab Naya, tepat.
Alhamdulillah, Naya tak buta warna. di PAUD pun, Naya salah satu siswa yang hobi ngejawab soal warna, walaupun yang ditanya anak yang lainnya.
Cuma, Naya masih kesulitan memilih warna biru dan orange. Entah kenapa, mungkin masih asing buat Naya. Abee pun turun tangan, untuk memudahkan, Abee meletakkan bola biru atau orange di sebelah bola yang Naya sudah tahu warnanya. Ternyata Naya lebih cepat mengetahui warna biru dan orange dengan cara seperti itu.
Kini, setiap ke toko buku, Abee udah bisa mulai nanyain Naya, bukan tentang judul buku, tapi warna cover dari buku yang dipegang Naya.
Naya Bisa Mikir Kreatif
Di sekolahnya, PAUD Sekar Wangi di Semper, Naya termasuk yang paling muda. Sekolahnya ngga beda sama bermain. Bunda Wati, yang jadi gurunya, seneng banget ngajak main siswa PAUD.
Suatu kali, diadakan balap kelereng. Kelereng ditaruh di sendok, dan dibawa jalan, kemudian kelereng dimasukkan ke dalam kaleng. Namanya anak-anak, semua kelereng jatuh.
Naya juga ikutan bermain. Tapi, Naya melihat anak-anak lain pada berjatuhan kelerengnya. Akhirnya Naya mikir, gimana supaya kelerengnya tidak jatuh.
"Aha!"
Ternyata, Naya menggunakan tangan kanan untuk membawa sendok yang di ujungnya ada kelereng, dan tangan jari telunjuk kirinya digunakan untuk menahan kelereng supaya tidak jatuh.
Naya berjalan dengan santai menuju kaleng tempat kelereng. Sepanjang Naya jalan, Ibu-ibu yang memang biasanya menemani anak-anak mereka sekolah, menyoraki Naya. Ada 2 macam sorakannya...
"Naya pinter.... kreatif...!"
Satu lagi..
"Naya curang.....!"
Hehehehe.. Saya memilih mendengarkan sorakan yang pertama, bahwa Naya pintar, Naya kreatif, karena bisa melihat hal yang sama tapi mikirnya beda.
Komentar kedua yang mengatakan Naya curang, itulah biasanya komentar yang bisa jadi membuat anak tidak berani berbeda, tidak berani kreatif, tidak berani berpikir; karena mereka dirancang untuk hidup dalam keseragaman.
Semoga saja saya bisa menjadi orang tua yang mampu memaknai kemampuan berpikir anak sebagai kekayaan.
Buat Nomor Induk Kelahiran
Abee baru saja diterima kerja di sebuah penerbitan nasional. Lokasinya di Depok. Berangkat jam 05.45 dari rumah. Kadang, ngga sempet ngobrol ama Naya dan Andra. Abee nunjukkin kartu karyawan. Warnanya hijau.
Naya minta supaya Abee bikinin juga buat Naya ama Andra... ini hasilnya:
Tanda Nomor Induk Kelahiran ini rencananya mau Naya pake kalau ke sekolah PAUD....Kalau Andra belum bisa dipake sepertinya...
Saturday, January 17, 2009
Bunda, Aku Mencintai Telapak Kakimu
Pagi itu Bunda mulai mules. Keluar flek. Abee segera nelpon Tante Ewet dan Eyang Uti untuk segera datang ke Bogor. Tante Ewet itu perawat jadi pasti tahu cara nanganin Bunda yang mau lahiran. Kalau Eyang Uti khan kader Posyandu, jadi tau juga sama Bunda yang mau lahiran. Apalagi, sekalian sama bisa ngejagain Naya.
Setelah Tante Ewet datang, Bunda segera dicek kondisinya. Ternyata baru bukaan 1. Jadi, harus segera ke rumah sakit. Abee, Bunda dan Eyang Uti pun segera berangkat ke Rumah Bersalin Melania, lokasinya deket kok dari rumah. Kesananya pake angkot.
Sampai disana, Abee langsung nyari ruang rawat yang kosong. Dapetnya di Ruang Melati 2, Kelas 1. Rada mahal sih, tapi biar deh, yang penting Bunda dan baby-nya selamat.
Bunda diperiksa sama suster. Katanya sih belum apa-apa. Jadi, kalau mau pulang silahkan aja. Mau disini juga ngga apa-apa. Bunda milih nginep aja di Melania.
Malam itu, Bunda dijagain sama Abee dan Eyang Uti. Baby belum lahir. Bunda wajahnya tetep tenang dan makin cantik.
Besoknya Abee menemani Bunda jalan pagi di dekat Melania. Katanya, supaya cepat kontraksi. Bunda jalan keliling aja. Makin lama makin cepet. Abee cuman ngeliatin; Bunda yang jalan cepet sambil meganging perut gendutnya. Orang-orang yang lalu lalang disitu ngeliatin aja.
Hari itu, Bunda ngga diperiksa. Pokoknya siap-siap aja.
Abee sebenernya hari ini harus ngisi acara pelatihan untuk guru-guru SD IT Al Ashr di Citeureup. Antara mau berangkat atau nggak. Takutnya gak sempet nemenin Bunda pas lahiran. Tapi, Allah pasti memilihkan yang terbaik. Mudah-mudahan saja pelatihan berjalan lancar sekaligus bisa nemenin lahiran.
Abee berangkat ke Citeureup dianter mobilnya Rangga, adik kelas di SMAN 1 Bogor. Sempet nyasar berkali-kali, karena belum pernah kesana. Akhirnya, setelah sampai di lokasi, sebuah sekolah dasar yang berada di tengah komplek perumahan, Abee bertemu dengan para guru yang dikoordinatori oleh Pak Damsir.
Sepanjang pelatihan, perasaan Abee ngga menentu, antara menyampaikan materi pelatihan tentang kreativitas belajar, bersamaan dengan pikiran yang melayang-layang ke rumah sakit. Setiap jeda sebentar, Abee pasti telpon ke Bunda.
“Belum lahiran.” Itu jawabannya. Abee rada tenang.
Jam 15.30 acara selesai, disambung besok pagi. Abee segera bergegas pulang.
Kebetulan banget Rangga bawa mobil, jadinya sampai ke Bogor cepet banget. Abee langsung menuju Melania, sambil harap-harap cemas. Abee sampai di Melania jam 16.45.
Bener aja, pas di depan kamar, ternyata Eyang Uti, lagi mencet-mencet handphone, niatnya mau menghubungi Abee. Ada dua masalah, kenapa Eyang Uti tidak bisa menghubungi Abee; yang pertama, di Melania itu sinyalnya jelek banget. Susah banget menghubungi dan dihubungi. Makanya, kapan-kapan kalau milih rumah sakit, cari yang sinyalnya bagus. Hehehehe.
Yang kedua, Eyang Uti termasuk jadul (maaf ya Uti), jarang banget pake handphone. Jadilah suara kerasnya waktu manggil kedengeran persis ketika Abee berada tepat di belakangnya. Eyang Uti ngasih tau Abee sambil nangis, katanya dari setengah jam lalu, Bunda sampai ngejengking, karena menahan sakitnya kontraksi.
Abee mendatangi Bunda di kamar bersalin. Wajah Bunda pucat. Rambutnya udah acak-acakan. Inilah alasan Abee cari dokter atau bidan, supaya masih bisa jaga aurat dalam kondisi yang kritis sekalipun. Abee nanya ke bidan Lily, yang ngurusin Bunda.
“Bu.. kira-kira berapa lama lagi?”
“Paling setengah jam lagi…” jawab bidan Lily santai.
Abee segera mencium kening dan pipi Bunda. Membisikan asma Allah supaya Bunda kuat. Bunda yang hebat, walaupun mukanya dibasahi air mata, kelihatan banget kalau berjuang keras. Abee menggenggam tangan kiri dan kanan Bunda, eraaaaaaaaaaaaaaaaaat banget. Bingung juga, harus bagaimana. Makanya Abee hanya bisa berdzikir saja memohon pertolongan Allah.
Bidan Lily kemudian mulai siap-siap. Dia memanggil perawat. Mereka berdua segera menyiapkan peralatan untuk lahiran. Bidan Lily mengenakan sarung. Alasa ditempatkan tepat di bawah badan Bunda. Bunda yang sudah pake sarung, langsung siap dalam posisi mengejan. Tangannya menggenggam lebih erat.
Bidan Lily memandu Bunda untuk tarik dan keluarin nafas dan mengejan.
“Tarik nafas yang panjang…. Keluarkan pelan-pelan. Kalau udah mules bilang.”
Ngga beberapa lama, Bunda teriak…
“Mules nih Bu Bidan…!”
Sumpah! Saat itu juga perut Abee mules banget. Abee juga jadi ikutan narik dan ngeluarin nafas panjang, sambil sesekali mengejan, padahal ngga ngefek ke Bunda.
“Ngejan Bu… ayo.. nah pinter… jangan di leher teriaknya. Ngejan terus….” Itu panduan dari Bidan Lily, Abee yang ngeliat udah mau black out. Tapi ditahan.
Bunda istirahat kembali. Ngambil nafas lagi. Cooling down.
Tidak beberapa lama, Bunda mulai ngejan lagi. Kali ini lumayan panjang. Bidan Lily terus menyemangati Bunda. Abee terus membisikan dzikir. Tangan Bunda kini berada tepat di bawah paha atas, supaya mengejannya bertenaga.
Bunda istirahat lagi. Abee masih pucet.
Setelah beberapa kali mules dan mengejan. Bunda akhirnya mengejan panjaaaaaaaaaaaaaaaaaang banget. Abee langsung takbir dan mengucap hamdallah.
Sebentuk kepala berwarna hitam keluar, langsung diambil oleh Bidan Lily. Kulitnya putih banget, tapi belum bersuara. Lehernya terlilit tali pusar. Suster langsung melepaskannya, dan terdengar…
“Eaaaaaaaaaaa… Eaaaaaaaaaaa.. Eaaaaaaaaaaaaaa….”
Suara tangis dari bayi laki-laki yang sehat wal afiat, hari Senin, pas Hari Ibu, tanggal 22 Desemberi 2008, tepat pukul 17.09 wib, beratnya 3.55 kg dengan panjang 51 cm. Mukanya masih bengep, karena baru keluar dari ruang nyamannya di perut Bunda selama lebih dari 9 bulan.
Subhanallah wabihamdihi, wa la illaha illallahu.. Allahu akbar. Ya Rob Yang Maha Kuasa.
Abee langsung mencium Bunda yang di wajah lelahnya tersungging tersenyum. Senyum itu menjadi senyum paling cantik yang Abee lihat hari ini.
Bunda membisikan sesuatu ke telinga Abee.
“Jangan nambah lagi ya…” pelan banget, tapi jelas.
Abee ngga jawab, hanya menatap Bunda, tersenyum dan mencium keningnya sekali lagi, sambil memejamkan mata.
“Terima kasih, Bunda… Aku mencintai telapak kakimu, karena (bahkan) disana pun ada surga”
Subscribe to:
Posts (Atom)